Isolasi
Sosial
A. Pengertian
Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan
di terima sebagai ketentuan orang lain sebagai suatu keadaan yang negatif atau
mengancam (Towsent alih bahasa, Daulima, 1998). Isolasi sosial adalah ketidakmampuan
untuk membina hubungan yang intim, hangat, terbuka, dan independent (Workshop,
diklat RSMM, 2007).
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang
individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain sekitarnya. Px merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan
tidak mampu membina hubungan yg berarti dg orang lain. Gangguan
berhubungan dengan sosial atau isolasi sosial merupakan suatu gangguan hubungan
interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadiannyang tidak fleksibel yang
menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam
berhubungan sosial (Departemen Kesehatan 2001)
Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami
penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di
sekitarnya, pasien mungkin merasa ditolak, tidak di terima, kesepian, dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti kepada orang
B. Rentang
Respon Neurologis
Rentang Respon Neurologis
|
Respon
adaptif
respon maladaptif
-
Pikiran
logis
- Pikiran kadang
menyimpang -
Kelainan pikiran
-
Persepsi
akurat -
Ilusi
- Halusinasi
-
Emosi konsisten - Reaksi
emosional berlebihan - tidak mampu mengatur emosi
-
Perilaku sesuai - Perilaku ganjil atau
lazim
- Ketidakteraturan
-
Hubungan sosial - Menarik
diri
- Isolasi sosial
C. Penyebab
Penyebab isolasi
sosial adalah harga diri rendah yaitu perasaan negative terhadap diri sendiri,
hilang kepercayaan diri merasa gagal mencapai keinginan yang ditandai dengan
adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri
sendiri, gangguan hubungan sosial, merandahkan martababt, percaya diri kurang
dan juga dapat mencederai diri (Carpenito, L.J 1998)
1.
Faktor predisposisi
ada
berbagai faktor yang menjadi pendukung terjadinya perilaku isolasi sosial
a. Faktor
perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas
perkembangan dari masa bayi sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseorang
sehingga mempunyai masalah respon sosial menarik diri. Sistem keluarga yang
terganggu juga dapat mempengaruhi terjadinya menarik diri. Organisasi anggota
keluarga bekerja sama dengan tenaga profesional untuk mengembangkan gambaran
yng lebih tepat tentang hubungan antara kelainan jiwa dan stress keluarga.
Pendekatan kolaboratif dapat mengurangi masalah respon sosial menarik diri.
b. Faktor
biologik
Faktor genetik dapat menunjang terhadap
respon sosial maladaptif. Genetik merupakan salah satu faktor pendukung
gangguan jiwa. Kelainan struktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel,
penurunan berat dan volume otak serta perubahan limbik diduga dapat menyebabkan
skizofrenia.
c. Faktor
sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam
gangguan berhubungan. Ini merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung
pendekatan terhadap orang lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang
tidak produktif, seperti lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik. Isolasi
dapat dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku dan sitem nilai yang
berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang tidak realistis
terhadap hubungn merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini
(Stuart dan Sudden, 1998)
2.
Faktor presipitasi
Ada
beberapa faktor presipitasi yang dapat menyebabkan seseorang menarik diri.
Faktor-faktor tersebut dapat berasal dario berbagai stressor antara lain:
a.
Stressor sosiokultural
Stressor
sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gaangguan dalam membina hubungan
dengan orang lain, misalnya menurunnya stabilitas unit keluarga, berpisah dari
orang yang berarti dalam kehidupannya, misalnya karena dirawat di rumah sakit.
b.
Stressor psikologik
Ansietas
berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan keterbatasan kemampuan untuk
mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan
orang lain untuk memenuhi kebutuhannya hal ini dapat menimbulkan ansietas
tinggi bahkan dapat menimbulkan seseorang mengalami gangguan hubungan (menarik
diri) (Stuart and Sundeen, 1998)
c.
Stressor intelektual
1) Kurangnya
pemahaman diri dalam ketidakmampuan untuk berbagai pikiran dan perasaan yang
mengganggu pengembangan hubungan dengan orang lain.
2) Klien
dengan “kegagalan” adalah orang yang kesepian dan kesulitan dalam menghadapi
hidup. Mereka juga akan sulit berkomunikasi dengan orang lain.
3) Ketidakmampuan
seseorang membangun kepercayaan dengan orang lain akan persepsi yang menyimpang
dan akan berakibat pada gangguan berhubungan dengan orang lain.
d. Stressor fisik
1) Kehidupan
bayi atau keguguran dapat menyebabkan seseorang menarik diri dari orang lain
2) Penyakit
kronik dapat menyebabkan seseorang minder atau malu sehingga mengakibatkan
menarik diri dari orang lain.
Pohon Masalah
Resiko/halusinasi dengar
Isolasi sosial
Harga diri rendah
D. Tanda
dan Gejala
Menurut Towsend.M.C dan Carpenito L.J Isolasi sosial: menarik diri sering
ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut: kurang spontan, apatis,
ekspresi wajah tidak berseri, tidak memperhatikan kebersihan diri, komunikasi
verbal kurang, menyendiri, tidak peduli lingkungan, asupan makanan terganggu,
retensi uriendan feses, aktivitas menurun, posisi baring seperti feses, menolak
berhubungan dengan orang lain.
- Data Subyektif
Sukar didapati jika klien menolak
berkomunikasi. Beberapa data subyektif adalah menjawab pertanyaan dengan
singkat, seperti kata-kata “tidak”, “iya”, “tidak tahu”.
- Data obyektif
Observasi yang dilakukan pada klien akan
ditemukan:
a. Apatis,
ekspresi sedih, afek tumpul.
b. Menghindar
dari orang lain (menyindir), klien tampak dari orang lain, misalnya pada saat
makan.
c. Komunikasi
kurang/ tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/ perawat
d. Tidak
ada kontk mata, klien lebih sering menunduk.
e. Berdiam
diri di kamar/ tempat terpisah. Klien kurang mobilitasnya.
f. Menolak
berhubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan atau pergi jika
diajak bercakap-cakap.
g. Tidak
melakukan kegatan sehari-hari. Artinya perawatn diri dan kegiatan rumah tangga
sehari-hari tidak dilakukan.
h. Posisi
janin pada saat tidur.
E. Komplikasi
Klien dengan isolasi sosial semakin tenggelam dalam perjalanan dan tingkah
laku masa lalu primitive antara lain pembicaraan yang autistic dan tingkah laku
yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi resiko
gangguan sensori persepsi: halusinasi, mencederai didi sendiri, orang lain serta
lingkungan dan penurunan aktivitas sehingga dapat menyebabkan defisit perawatan
diri ( Dalami,
2009)
F. Mekanisme
koping
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang
merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Kecemasan koping yang
sering digunakan adalah regrasi, represi, dan isolasi. Sedangkan contoh sumber
koping yang dapat di gunakan misalnya keterlibatan dalam hubungan yang luas
dalam keluarga dan teman, hubungan dengan hewan peliharaan, menggunakan
keriatifitas untuk mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian musik
atau tulisan, (Stuart and sundeen, 1998:349).
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama :
sdr B Tanggal
Dirawat : 03 mei 2013
Umur :
25 th Tanggal
Pengkajian : 06 mei 2013
Alamat : Pacet-Mojokerto Ruang
Rawat : Bangau
Pendidikan : SMA
Agama :
Islam
Status : Belum Kawin
Pekerjaan : Pengangguran
JenisKel. :Laki-laki
No RM :
095012
II. ALASAN MASUK
a. Data
Primer : pasien mengeluh pusing
terus-menerus terkadang berputar-putar
b. Data
sekunder : marah-marah 1 minggu,jika
marah mengucap kata-kata kasar,tapi tidak merusak benda-benda di sekitar atau
memukul orang dan juga melukai diri sendiri.
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG dan FAKTOR PRESIPITASI
Pasien
mengeluh sakit kepala,pasien mengatakan kepala terasa penat dan pusing terus
menerus,pusin hilang ketika sudah meminum obat.
IV.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan (peristiwa kegagalan, kematian, perpisahan
)
Bila Ya jelaskan Menurut pasien,pasien
pernah di ejek dan diremehkan oleh temen-temanya ketika di bangku sekolah dasar
karena tidak bisa mengerjakan tugas sekolah selain itu tubuhnya yang kecil
sering di buat bahan ejekan
Masalah/ DiagnosaKeperawatan
: berduka disfungsional
2.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pasien
mengatakan dalam Keluarga tidak ada yang pernah di bawa berobat disini hanya
dirinya saja yang di rawat disini
V. PEMERIKSAAAN FISIK
Tanggal : 06 Mei 2013
1. Keadaan
Umum : Compos Metis
2. Tanda-Tanda
Vital
a. TD : 120/80 mm/Hg
b. N : 82 x/Menit
c. S : 36’5 celcius
d. P : 22 x/Menit
3. BB
: 50 Kg TB : 160 cm
4. Keluhan
fisik
Pasien
mengeluh pusing terus-menerus terkadang berputar-putar
VI.
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum
dansesudahsakit)
1. Genogram:
Keterangan Gambar :
Laki-Laki Meninggal
Perempuan Pasien
Garis Keturunan Garis
Perkawinan
Tinggal Serumah
Jelaskan:
Menurut
status : Keluarga mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang mengalami sakit yang saat ini
diderita pasien.
Masalah /
DiagnosaKeperawatan : Tidak Ditemukan
2. KonsepDiri
a.
Citra tubuh :
Pasien
mengatakan tidak puas terhadap dirinya karena tubuhnya yang kecil sedangkan
teman-temanya yang lain tubuhnya tinggi
b.
Identitas :
Pasien
mengatakan senang dengan namanya, walaupun sampai saat ini tidak mengerti arti
dari namanya tersebu, walau begitu tetap puas dengan jenis kelaminnya,yakni
laki-laki.
c.
Peran :
Pasien
mengatakan dirinya ketika dirumah hanya sebagai penganguran dan hanya
kadang-kadang bekerja membuat pigura atau di perkayuan, Hubungan dan peran
dalam keluarga dan masyarakat kurang baik,pasien jarang berinteraksi dengan
orang lain,malas dan lebih baik berdiam diri saja.
d.
Ideal diri :
Pasien
mengatakan dirinya ingin cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit jiwa lawang
dan berharap bias pulang ke rumahnya di Pacet-Mojokerto untuk kembali ke
keluarganya dan ingin bekerja dan memiliki aktifitas sehari-hari
e.
Hargadiri :
Pasien
mengatakan bahwa dirinya tidak bias melakukan apa-apa hanya bias membuat pigura
dan bekerja di perkayuan
Masalah
/ DiagnosaKeperawatan : Harga
Diri Rendah
3. Hubungansosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
pasien
mengatakan bahwa dekat dengan ibunya pasien bila ada masalah bercerita dengan
ibunya itupun terkadang
b. Peran serta dalam kegiatan
kelompok/masyarakat:
pasien
tidak ikut berperan serta dengan lingkungan,lebih banyak menyendiri dan tidak
ikut peran serta dalam kegiatan masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan
orang lain:
Pasien
mengatakan malas berhubungan karena dirinya penganguran dan terkadang hanya
bekerja serabutan di rumahnya jadi malu dengan masyarakat sekitarnya
Masalah
/ DiagnosaKeperawatan : Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien
mengatakan beragama islam dan menjalankan segala nilai dan norma yang telah
diajarkan
b. Kegiatan ibadah
pasien tidak
menjalankan ibadah karena pusing dan tidak ada perlengkapan sholat
Masalah
/ DiagnosaKeperawatan: tidak ditemukan
VII.STATUS MENTAL
1. Penampilan
Jelaskan:
Kepala : rambut
hitam,hitam,ikal,tidak berkutu
Mulut : gigi tampak kuning,
Raut muka : bersih
Kebersihan diri : kurang bersih,badan berbau
Kuku : pada tangan dan kaki kuku terlihat
panjang
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
deficit perawatan diri
2. Pembicaraan
Jelaskan:
Pasien tidak mampu memulai
pembicaraan pasien mampu bicara namun pasien tidak mampu memulai
pembicaraan,pasien bicara seperlunya,terkadang pasien ingin masuk ke kamarnya
lagi malas mau bicara
Masalah / DiagnosaKeperawatan:kerusakan
komunikasi verbal
3. Aktifitasmotorik/Psikomotor
Jelaskan:
Pasien hanya tiduran saja di
kasurnya,malas berinteraksi dengan pasien yag lain
Masalah/ DiagnosaKeperawatan : defisit aktifitas
4. Afek dan
Emosi
a. Alam Perasaan
Jelaskan: Merasa
kesepian
b. Afek
Jelaskan:
Pasien sering menyendiri dan hanya
bicara seperlunya saja
Masalah / DiagnosaKeperawatan : Gangguan Alam Perasaan
5. Interaksi selama wawancara
Kontakmatakurang
Jelaskan:
Pasien tidak menatap mata perawat,
pandanganya hanya ke depan
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
Kerusakan Interaksi Sosial
6. Persepsi – Sensorik
Jelaskan:
Menurut
Pasien : pasien tidak mendengar bisikan-bisikan atau melihat bayangan
Menurut
Status/: Pasien mengalami halusinasi dengar
Masalah /
DiagnosaKeperawatan : Resiko Halusinasi Dengar
7. Proses Pikir
a. Arus Pikir :
Jelaskan:
Pasien
dalam berbicara jelas tidak mempermainkan kata-kata
Masalah
/ DiagnosaKeperawatan: tidak ditemukan
b. Isi Pikir
Jelaskan:
Pasien
mengatakan malas berteman disini
Masalah
/ DiagnosaKeperawatan:
8. Orientasi
q Waktu,pasien tau waktu yang
ditanyakan oleh perawat
q Tempat,pasien mengatakan berada di
ruang bangau RSJ.lawang
q Orang,pasien malas berteman dan tidak
mengenal siapapun disini
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
gangguan Proses Pikir
9.
Memori
1. Gangguan daya ingat jangka panjang (
>24 jam)
Pasien tidak mengingat hal-hal yang
dilakukan 2 hari yang lalu
2. Gangguan daya ingat jangka pendek (
<24 jam)
Pasien hanya tidur-tiduran saja,makan
jam 12.00 nasi,tempe dan sayur lodeh
3. Gangguan daya ingat saat ini ( 3-5
menit) pasien bisa menyebutkan 3 jenis benda yang ditujukkan oleh perawat
Jelaskan:
Masalah / DiagnosaKeperawatan : gangguan proses
pikir
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Balik kata 3 huruf
Pasien: kursi
: pasien tidak bisa menjawab
Makan
: Kanma
Papan
: pasien tidak bisa menjawab
Berhitung
Pasien :
100-7 = 93
93-7 = 86
86-7 = 79
79-7 = 72
72-7 = 65
Masalah Keperawatan : gangguan Proses pikir
Masalah / DiagnosaKeperawatan : gangguan proses
pikir
11. Kemampuan penilaian
Jelaskan:
Pasien
mengatakan tidak bisa melakukan pekerjaan selain di perkayuan dan membuat
pigura pasien merasa malu karena mengangur
Masalah / DiagnosaKeperawatan :Gangguan proses pikir
12. Dayatilik diri
Jelaskan:
Pasien
mengatakan dirinya hanya sakit kepala dan dibawa kesini di RSJ lawang tapi
pasien tidak merasa sakit jiwa
Masalah / DiagnosaKeperawatan : Kurang pengetahuan
VIII.
KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Jelaskan: pasien makan 1 porsi habis
minum 5 kali sehari
2. BAB/BAK
Jelaskan: pasien mampu bauang air
besar 1 kali sehari dan buang air kecil pada tempatnya
3. Mandi
Pasien
mandi 3 kali sehari bersih tapi berbau
4. Berpakaian/berhias
Jelaskan
Pasien tidak mampu berhias menata
rambutnya dengan rapi dan memakai baju dengan rapi
Masalah / DiagnosaKeperawatan : Defisit Perawatan Diri Berhias.
5. Penggunaan obat
Jelaskan
Pasien selalu minum obat dengan
baik,tapi tidak mengerti fungsi obat masing-masing
IX. MEKANISME KOPING
Adaptif
|
Maladaptif
|
q Bicaradengan orang lain
q Mampumenyelesaikanmasalah
q Teknikrelaksasi
q Aktifitaskonstruktif
q Olah raga
q Lain-lain tiduran
|
q Minumalkhohol
q Reaksilambat/berlebihan
q Bekerjaberlebihan
q Menghindar
q Mencideraidiri
q Lain-lain…………..
|
Masalah/ DiagnosaKeperawatan
: Koping individu tidak efektif
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
1. Masalah dengan dukungan kelompok,
spesifiknya pasien mengatakan tidak ada dukungan dengan kelompok atau
masyarakat sekitar.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan,
spesifiknya pasien tidak pernah ikut serta dalam kegiatan di lingkunganya.
3. Masalah dengan pendidikan,
spesifiknya pasien setelah sampai SMA dan lulus SMA hanya bekerja serabutan.
4. Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya
pasien mengatakan bekerja serabutan terkadang bekerja sebagai tukang pembuat
pigura.
5. Masalah dengan perumahan, spesifiknya
pasien tinggal 1 rumah dengan kedua orang tuanya.
6. Masalah dengan ekonomi, spesifiknya
bermasalah karena penghasilan setiap kali kerja hanya 50 rb/hari itupun jika
ada pekerjaan
7.
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya pasien tidak pernah
berobat ke puskesmas ataupun rumah sakit
Masalah/ DiagnosaKeperawatan
: Harga diri rendah
XI. ASPEK PENGETAHUAN
ApakahPasienmempunyaimasalah
yang berkaitandenganpengetahuan yang kurang tentang suatu hal?
Jelaskan:
Pasien mengatakan tidak
tau apa sakitnya saat ini dan mengapa dirinya dibawa kesini
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
Kurang pengetahuan
XII.ASPEK MEDIS
Diagnosis
medik : Axis 1 : Skizofrenia Hibefrenik Berkelanjutan
Axis 2 : pendiam
Axis 3 : tidak ditemukan
Axis 4 : Tidak di Temukan
Axis 5 : GAF 40-13
Terapimedik : dipenhidramin inj 20 mg IM
Risperidone 2
mg ½ - 0 - ½
ANALISA DATA
NO
|
DATA
|
MASALAH / DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
1.
|
DS:pasien
mengatakan bahwa dirinya hanya seorang diri dan merasa tidak diperhatikan
DO:
diam,melamun,sering menyendiri,tiak mampu memulai pembicaraan
|
Harga
diri Rendah
|
2.
|
DS : pasien
hanya dekat dengan ibunya,tidak berperan serta dalam kegiatan masyarakat
karena tidak memiliki pekerjaan
DO : Pasien
sering menyendiri,kegiatan sehari hanya makan dan tidur,
|
Isolasi
Sosial
|
3.
|
DS:
DO: Pasien
mampu berbicara, tapi tidak mampu memulai pembicaraan
|
Kerusakan
Komunikasi verbal
|
4.
|
DS:
DO:
|
|
dst
|
DS:
DO:
|
|
XIII. DAFTAR MASALAH / DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri Rendah
2. Isolasi social
3. Resiko halusinasi dengar
4. Defisit perawatan diri berhias
5. Gangguan proses berfikir
6. Koping individu tidak efektif
7. Gangguan proses piker konsentrasi
8. Defisit aktifitas
9. Gangguan alam perasaan
10. Kurang pengetahuan
11. Kerusakan Komunikasi verbal
XIV. POHON MASALAH
Resiko halusinasi dengar
Isolasi sosial
Harga diri rendah
XV. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial
2. Harga diri Rendah
3. Resiko halusinasi dengar
4. Defisit perawatan diri berhias
5. Gangguan proses berfikir
6. Koping individu tidak efektif
7. Gangguan proses piker konsentrasi
8. Defisit aktifitas
9. Gangguan alam perasaan
10. Kurang pengetahuan
11. Kerusakan Komunikasi verbal
Malang, ……………………….
Perawat yang mengkaji
_________________________
NIM/NIRM:
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PASIEN DENGAN ISOLASI
SOSIAL
DI RSJ Dr.
RADJIMAN WEDIONINGRAT LAWANG
TGL
|
Diagnosa
keperawatan
|
Perencanaan
|
Rencana Tindakan Keperawatan
|
Rasional
|
|
Tujuan
|
Kriteria Evaluasi
|
||||
|
Isolasi Sosial
|
TUM :
Pasien dapat berinteraksi dengan oranglain
TUK 1:
Pasien dapat membina hubungan saling percaya
|
Setelah ...2...x pertemuan Pasien dapat menerima kehadiran
perawat. Pasien dapat mengungkapkan perasaan dan keberadaanya saat ini secara
verbal
-
Pasien mau
menjawab salam
-
Ada kontak mata
-
Pasien mau
berjabat tangan
-
Pasien mau
berkenalan
-
Pasien mau
menjawab pertanyaan
-
Pasien mau
duduk berdamping dengan perawat
-
Mau
mengungkapkan perasaannya
|
1.1 bina hubungan saling percaya dengan:
a. sapa Pasien dengan ramah, baik secara verbal maupun
non verbal
b. perkenalkan diri dengan sopan
c.
tanyakan nama
lengkap Pasien dan nama panggilan yang disukai Pasien
d. jelaskan tujuan pertemuan
e.
buat kontrak
interaksi yang jelas
f.
jujur dan
tepati janji
g.
tunjukan sikap
empati dan menerima Pasien apa adanya
h. beri perhatian pada Pasien dan perhatikan kebutuhan
dasar Pasien
|
Hubungan saling percaya merupakan langkah awal
untuk melakukan interaksi
|
TGL
|
Diagnosa
keperawatan
|
Perencanaan
|
Rencana Tindakan Keperawatan
|
Rasional
|
|
Tujuan
|
Kriteria Evaluasi
|
||||
|
|
TUK 2:
Pasien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
|
Setelah
...2...x interaksi Pasien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik
diri dari yang berasal dari :
1. diri sendiri
2. orang lain
3. lingkungan
|
2.1 tanyakan pada Pasien
tentang :
a. orang yang tinggal serumah /
teman sekamar Pasien
b. orang yang paling dekat
dengan Pasien di rumah / di ruang perawatan
c. apa yang membuat Pasien dekat
dengan orang tersebut
d. orang yang tidak dekat dengan
Pasien di rumah/di ruangan perawatan
e. apa yang membuat Pasien tidak
dekat dengan orang tersebut
f. upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
2.2
kaji pengetahuan Pasien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
2.3
diskusikan dengan Pasien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan
orang lain
2.4
beri pujian terhadap kemampuan Pasien mengungkpkan perasaannya
|
Dengan mengetahui tanda-tanda dan gejala, kita dapat menentukan
langkah intervensi selanjutnya
Mengetahui
kemampuan pasien dalam menarik diri
Membantu
pasien untuk mengetahui perilaku menarik diri
Member
rasa percaya diri dan menghargai kemapuan pasien
|
TGL
|
Diagnosa
keperawatan
|
Perencanaan
|
Rencana Tindakan Keperawatan
|
Rasional
|
|
Tujuan
|
Kriteria Evaluasi
|
||||
|
|
TUK
3:
Pasien
dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan oranglain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
|
Setelah ...1...x interaksi Pasien dapat menyebutkan keuntungan
berhubungan sosial, misalnya
a.
banyak
teman
b.
Tidak kesepian
c.
Bisa diskusi
d.
Saling menolong
Setelah.......1......x interaksi Pasien dapat menyebutkan kerugian
tidak berhubungan dengan oranglain
misal:
Sendiri, tidak punya teman, kesepian, tidak ada temannya untuk
mengobrol
|
3.1 kaji pengetahuan Pasien tentang manfaat dan
keuntungan bergaul dengan oranglain
3.2 berikan kesempatan pada Pasien untuk mengungkapakan
perasaannya tentang keuntungan berhubngan dengan oranglain
3.3 diskusikan bersama Pasien tentang manfaat
berhubungan dengan orang lain
3.4 beri reconforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.5 kaji pengetahuan Pasien tentang kerugian bila tidak
berhubngan dengan orang lain
3.6 beri kesempatan pada Pasien untuk mengungkapkan
perasaan tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
3.7 beri
reconforcement positif terhadap kemapuan mengungkapkan perasaan tentang
kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
|
a.
Memberi motivasi pasien untuk melakukan interaksi
b.
Menggali kemapuan pasien untuk berkomunikasi
c.
Memberi rasa simpati pada pasien untuk melakukan
interaksi
d.
Penghargaan terhadap kemampuan pasien
e.
Agar pasien mengerti bila tidak berhubungan social
f.
Menggali pengetahuan pasien dalam berkomunikasi
g.
Penghargaan member motivasi pada pasien
|
CATATAN PERKEMBANGAN TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI UNIT RAWAT INAP RSJ Dr.RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
Tgl & Jam
|
Diagnosa Keperawatan
|
Implementasi Tindakan Keperawatan
|
Evaluasi Keperawatan
|
Nama & Tanda Tangan
|
07 mei 2013
|
Isolasi Sosial
|
1.1. Membina
Hubungan Saling percaya dengan
|
07/Mei/2013
S : Perawat bertanya, selamat
siang mas?perkenalkan nama saya adi
wiranata ? kalau nama anda siapa mas?
Iya mas”nama saya Bambang Purwanto”
Perawat : biasa di panggil siapa?mas? Pasien menjawab : “B” Mas”
O : pasien menjawab pertanyaan,
tatapan mata ke depan tidak melihat
perawat, menjawab ketika ditanya, tidak mampu memulai pembicaraan
A : Pasien Mampu di Ajak Bicara
P : Ulangi SP 1 Lanjutkan SP 2
|
|
Tgl & Jam
|
Diagnosa Keperawatan
|
Implementasi Tindakan Keperawatan
|
Evaluasi Keperawatan
|
Nama & Tanda Tangan
|
08 mei 2013
|
Isolasi Sosial
|
1.2. Membina
Hubungan Saling percaya dengan
|
08/Mei/2013 Jam : 10.00
S : Perawat bertanya, selamat
Pagi mas?B ? bagaimana keadaan anda hari ini?Pasien menjawab iya baik-baik
mas?masih ingat dengan nama saya ? ya ingat mas wira kan.?
O : pasien menjawab pertanyaan,
tatapan mata melihat perawat, menjawab
ketika ditanya, sudah mampu memulai
pembicaraan
A : Pasien Mampu di Ajak Bicara
P : Pertahankan SP 1
Lanjutkan SP 2
|
|
Tgl & Jam
|
Diagnosa Keperawatan
|
Implementasi Tindakan Keperawatan
|
Evaluasi Keperawatan
|
Nama & Tanda Tangan
|
09 Mei 2013
10.00
|
Isolasi Sosial
|
2.1 Menanyakan pada Pasien
tentang :
a. orang yang tinggal serumah /
teman sekamar Pasien
R/pasien menjawab Ibu dan
ayahnya,Mbaknya sudah menikah
b. orang yang paling dekat
dengan Pasien di rumah / di ruang perawatan
R/Pasien menjawab : Ibu saya
c. apa yang membuat Pasien dekat
dengan orang tersebut
R/Pasien menjawab : Karena ibu
yang melahirkan saya mas,
d. orang yang tidak dekat dengan
Pasien di rumah/di ruangan perawatan
R/Pasien Menjawab : Ayah
saya,karena dari dulu ayah selalu kerja mas
e. apa yang membuat Pasien tidak
dekat dengan orang tersebut
R/Pasien Menjawab :,karena dari
dulu ayah selalu kerja mas
f. upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
R/pasien menjawab : tidak ada
mas saya malas
2.2
mengkaji pengetahuan Pasien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
R/Pasien
menjawab : saya tidak tahu mas…..pokonya saya malas ngomong dengan orang lain
2.3 mendiskusikan
dengan Pasien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain
R/Pasien
menjawab : malas mas…saya banyak disindir karena gak punya kerja
2.4 memberi
pujian terhadap kemampuan Pasien mengungkpkan perasaannya
R/Pasien
: terima kasih mas
|
S : Perawat bertanya, selamat Pagi mas?B ? bagaimana
keadaan anda hari ini?Pasien menjawab iya baik-baik mas?masih ingat dengan
nama saya ? ya ingat mas wira kan.?
Oke mas “B” bagaimana perasaan
anda setelah berbincang bincang dengan saya? Pasien menjawab : biasa aja
mas…..
O : ekspresi klien datar,pasien
tidak terlihat nyaman,ada kontak mata dengan perawat,
A : Pasien masih belum terlihat
nyaman
P : Ulangi SP 2 lanjutkan SP 3
|
|
Tgl & Jam
|
Diagnosa Keperawatan
|
Implementasi Tindakan
Keperawatan
|
Evaluasi Keperawatan
|
Nama & Tanda Tangan
|
10 Mei 2013
12.15
|
Isolasi Sosial
|
2.1 Menanyakan pada Pasien
tentang :
a. orang yang tinggal
serumah / teman sekamar Pasien
R/pasien menjawab Ibu
dan ayahnya,Mbaknya sudah menikah
b. orang yang paling
dekat dengan Pasien di rumah / di ruang perawatan
R/Pasien menjawab : Ibu
saya
c. apa yang membuat Pasien
dekat dengan orang tersebut
R/Pasien menjawab :
Karena ibu yang melahirkan saya mas,
d. orang yang tidak
dekat dengan Pasien di rumah/di ruangan perawatan
R/Pasien Menjawab : Ayah
saya,karena dari dulu ayah selalu kerja mas
e. apa yang membuat Pasien
tidak dekat dengan orang tersebut
R/Pasien Menjawab
:,karena dari dulu ayah selalu kerja mas
f. upaya yang sudah
dilakukan agar dekat dengan orang lain
R/pasien menjawab :
tidak ada mas saya malas
2.2 mengkaji pengetahuan
Pasien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
R/Pasien menjawab : saya
tidak tahu mas…..pokonya saya malas ngomong dengan orang lain
2.3 mendiskusikan dengan
Pasien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain
R/Pasien menjawab :
malas mas…saya banyak disindir karena gak punya kerja
2.4 memberi pujian
terhadap kemampuan Pasien mengungkpkan perasaannya
R/Pasien : terima kasih
mas
|
S : Perawat bertanya, selamat Siang
mas?B ? bagaimana keadaan anda hari ini?Pasien menjawab iya baik-baik
mas?masih ingat dengan nama saya ? ya ingat mas wira kan.?
Oke mas “B” bagaimana perasaan
anda saat ini masih ingat kenapa anda menyendiri pasien menjawab : saya malu
mas karena tidak punya pekerjaan dan orang-orang di rumah sering menyindir
saya.Bagaimana perasaan anda setelah berbincang-bincang dengan saya? Pasien
menjawab : saya senang ada yang mau mendengarkan saya bicara
O : ekspresi pasien senang,pasien
tampak senyum,pasien terlihat nyaman,ada kontak mata dengan perawat,
A : Pasien sudah terlihat nyaman
P : Pertahankan SP 2 lanjutkan SP
3
|
|
Tgl & Jam
|
Diagnosa Keperawatan
|
Implementasi Tindakan Keperawatan
|
Evaluasi Keperawatan
|
Nama & Tanda Tangan
|
11 Mei 2013
10.00
|
Isolasi Sosial
|
3.1 Mengkaji pengetahuan Pasien tentang manfaat dan
keuntungan bergaul dengan oranglain
3.2 Memberikan kesempatan pada Pasien untuk
mengungkapakan perasaannya tentang keuntungan berhubngan dengan oranglain
3.3 Mendiskusikan bersama Pasien tentang manfaat
berhubungan dengan orang lain
3.4 Memberi reconforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.5 Mengkaji pengetahuan Pasien tentang kerugian bila
tidak berhubngan dengan orang lain
3.6 Memberi kesempatan pada Pasien untuk mengungkapkan
perasaan tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
|
S : perawat : bagaimana perasaan
mas B setelah berbincang bincang dengan saya,mengenai masalah mengapa anda
menyendir dan tidak mau bergaul?saya senang mask arena ada yang memberi
dukungan pada saya,bagaimana kalau nanti mulai berkenalan dengan teman-teman
yang ada disini?ya mas saya akan coba
Perawat : Bagus lakukan yah
O: pasien tenang,Pasien mulai
Berinteraksi sambil tersenyum, kontak mata ada,
A : Pasien terlihat tenang dan
nyaman
P : Pertahankan SP3
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Anna Budi Keliat, SKp. (2000). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial Menarik Diri, Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia..
Rasmun, (2001). Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga. Konsep, Teori, Asuhan Keperawatan dan Analisa Proses Interaksi (API). Jakarta : fajar Interpratama.
Stuart and Sundeen, ”Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiwa”, alih bahasa Hapid AYS, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
———–, (1998). Buku Standar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Penerapan Asuhan Keperawatan pada Kasus di Rumah Sakit Ketergantungan Obat. Direktorat Kesehatan Jiwa Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Dep-Kes RI, Jakarta.