laporan pendahuluan seksualitas


1.1    Definisi
Seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai memerhatikan ,dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara kedua individu.
Tinjauan seksual dari beberapa aspek ,diantaranya :
Aspek biologis .Aspek ini memandang dari segi  biologi seperti pandangan anatomi dan fisiologi dari system reproduksi (seksual).
Aspek psikologis .Aspek ini merupakan pandangan terhadap identitas jenis kelamin ,sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran identitasnya .
Aspek social budaya.Aspek ini merupakan pandangan budaya atau keyakinan yang berlaku di masyarakat terhadap kebutuhan seksual serta perilakunya di masyarakat.
            Perilaku seksual sangat serupa dengan perilaku social lainnya yaitu seseorang akan berperilaku sesuai dengan mereka dihargai untuk berperilaku .Mereka cenderung “bermain sesuai aturan “ketika memilih seseorang untuk dinikahi ..Bagaimana seseorang memahami aspek dunia mereka bergantung pada siapa mereka secara social dan dalam lingkungan social seperti apa mereka tinggal.

ASPEK BUDAYA DALAM PERAWATAN
Warisan tradisi yang sangat lekat dalam budaya pada beberapa negara .Tindakan ini seiring disebut sebagai mutilasi genital wanita dan mencangkup baik pengangkatan klitoris atau infibulasi.Infibulasi termasuk eksisi klitoris ,labia minora, dan insisi labia mayora untuk menciptakan permukaan yang kasar.
DIMENSI AGAMA DAN ETIK
            Seksualitas juga berkaitan dengan standard pelaksanaan agama dan etik .Ide tentang pelaksanaan seksual etik dan emosi yang berhubungan dengan seksualitas membentuk dasar untuk pembuatan kebutuhan seksual .Spektrum sikap yang ditunjukkan pada seksualitas direntang dari pandangan tradisional tentang hubungan sekshanya dalam perkawinan sampai sikap yang memperbolehkan individu menentukan apa yang benar bagi dirinya .Seseorang juga dapat menyatakan pada public bahwa ia meyakini system seksual tertentu tapi berperilaku cukup berbeda secara pribadi.Pendekatan kedua memandang setiap tindakan seksual antara orang dewasa yang cukup umur dalam kehidupan pribadinya sebagai moral.
DIMENSI PSIKOLOGIS
Banyak dari keyakinan dan sikap kita mengenai perkembangan psikologis ,moral ,dan psikoseksual wanita dan pria didasarkan pada teori dari freud,erikson,Kohlberg.Mereka menyatakan bahwa diri wanita didefinisikan oleh hubungan dengan orang lain sementara diri pria didefinisikan oleh perpisahan dan individualisasi.
Riset telah menunjukan bahwa orang tua cenderung untuk memperlakukan anak-anak perempuan dan laki-laki secara berbeda,mendekorasi kamar mereka secara berbeda ,dan berespon terhadap mereka pun berbedaMereka memberikan dorongan dan penghargaan kepada anak laki-laki yang melakukan eksplorasi dan yang mandiri.Secara singkat ,orang tua memperlakukan mereka secara berbeda berdasarkan jender .
1.2  KOMPONEN SEKSUALITAS

1.2.1    Konsep Seksual Diri
Konsep seksual diri adalah nilai tentang kapan, dimana, dengan siapa dan bagaimana seseorang mengekspresikan seksualitasnya. Konsep seksual diri yang negatif menghalangi terbentuknya suatu hubungan dengan orang lain.Konsep seksualitas seseorang atau individu dipengaruhi oleh banyak aspek dalam kehidupan termasuk didalamnya prioritas ,aspirasi,pilihan kontak social hubungan interpersonal ,self evaluation ,ekspresi emosi perasaan benar dan persahabatan.
1.2.2    Body Image
Body image adalah pusat kesadaran terhadap diri sendiri  secara konstan dapat berubah Bagaimana seseorang memandang (merasakan) penampilan tubuhnya berhubungan dengan seksualitasnya  Kehamilan, proses penuaan, trauma, penyakit, dan terapi tertentu .Body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya,bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya ,dan atas bagaimana kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya .Sebenarnya apa yang dia pikirkan dan rasakanbelum tentu benar-benar mempersentasikan keadaan yang actual namun lebih merupakan hasil penilaian diri yang subyektif.

1.2.3 Identitas Gender
            Identitas Gender adalah rasa menjadi feminin maskulin.Seperti yang telah dibicarakan sebelumnya ,setelah label dilekatkan pada seseorang dewasa menyesuaikan perilaku mereka yang berhubungan dengan bayi perempuan atau laki-laki .pada interaksi yang berbeda mempengaruhi bayi mengembangkan rasa identitas gendernya.Sejalan dengan anak mulai mengeksplorasi dan memahami tubuh mereka ,mereka membandingkan informasi dengan cara masyarakat memperlakukan mereka dengan menciptakan gambaran tentang diri mereka sebagai anak gadis atau anak laki-laki. Identitas jender merupakan perasaan seseorang tentang jenis kelaminnya . Perilaku peran jender adalah bagaimana seseorang berperan sesuai jendernya --- nilai-nilai yang dianut individu dan lingkungannya. perawat mengkaji kemungkinan terjadinya perubahan peran jender pada klien ataupun anggota keluarga sebagai dampak dari hospitalisasi atau perubahan status kesehatan . Identitas jender --- suatu pandangan mengenai jenis kelamin seseorang, sebagai laki-laki atau perempuan --- mencakup komponen biologi, juga norma sosial dan budaya
Transjender : istilah bagi seseorang yang identitas jender atau ekspresi jendernya berbeda dengan anatomi jenis kelaminnya


1.2.4 Orientasi Seksual
            Orientasi seksual adalah preferensi yang jelas ,persisten ,dan erotic seseorang untuk jenis kelaminnya atau orang lain .Studi tentang seksualitas manusia pada tahun 1940 an dan 1950 an mengembangkan kontinum antara heteroseksualitas dan homoseksualitas.Sebagian besar orang berkelompok di dekat ujung kontinum heteroseksual ,dengan persentase yang lebih kecil pada ujung kontinum homoseksual atau gay,Lesbian :namun demikian ,sebagian orang adalah biseksual dan merasa nyaman melakukan hubungan seksual dengan kedua jenis kelamin.Kadang masyrakat berpikir tentang pria gay sebagai agak feminine dan berkeinginan untuk menjadi wanita dan lesbian sebagai berkeinginan untuk menjadi seorang pria . Orientasi seksual (identitas seksual) adalah bagaimana seseorang mempunyai kesukaan berhubungan intim dengan orang lain, dengan lawan jenis atau sejenis.


1.3 Tahap perkembangan
Masa prenatal dan bayi.
Pada masa ini komponen fisik atau biologis sudah mulai berkembang .Berkembangnya organ seksual mampu merespon rangsangan ,seperti adanya ereksi penis pada laki-laki dan adanya pelumas vagina pada wanita .perilaku ini terjadi pada waktu mandi,bayi merasakan adanya rangsangan adanya perasaan senang.Baik bayi laki-laki maupun perempuan dilahirkan dengan kapasitas untuk kesenangan dan respon seksual .Genitalia bayi sensitive terhadap sentuhan sejak lahir.Dengan stimulasi bayi laki-laki berespon dengan ereksi penis dan bayi perempuan dengan lumbrikasi vaginal.Anak laki-laki juga mengalami ereksi nocturnal spontan tanpa stimulasi .Respon orang tua terhadap perilaku eksploratori ini dapat membentuk arah dari perkembangan seksual ,edukasi,dan kenyamanan dalam menghadapi seksualita di rumah.

Tahap perkembangan psikoseksual pada masa ini.
Tahap oral terjadi pada umur 0-1 tahun ,kepuasan ,kesenangan atau kenikmatan dapat tercapai dengan cara menghisap ,menggit ,mengunyah ,atau bersuara.
Tahap anal,terjadi pada umur 1-3 tahun .kepuasan pada tahap ini terjadi pada saat pengeluaran feses .Anak mulai menunjukkan keakuannya ,sikapnya sangat narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan  egois.Proses pembelajaran ini terjadi dalam perjalanan interaksi normal orang dewasa anak dari boneka yang diberikan kepada anak ,pakaian yang dikenakan ,permainkan yang dimainkan ,dan respon yang dihargai .Anak juga mengamati perlaku orang dewasa,mulai untuk menirukan tindakan orang tua yang berjenis kelamin sama  ,dan mempertahankan atau memodifikasi perilaku yang didasarkan pada umpan balik orang tua.Eksporasi tubuh terus berlanjut dalam kelompok usia ini .eksporasi dapat mencangkup mengelus diri sendiri ,manipulasi genital .

Masa Kanak – kanak
Masa ini dibagi dalam usia toddler ,prasekolah dan sekolah .Perkembangan seksual pada masa ini diawali secara biologis atau fisik ,sedangkan perkembangan psikoseksual pada masa ini adalah :
Tahap oedipal/phalik ,terjadi pada umur 3-5 tahun .Kepuasan anak terletak pada rangsangan otoerotis ,yaitu meraba-raba ,merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya .Anak juga menyukai lain jenis .Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya daripada ayahnya ,sebaliknya anak perempuan lebih suka pada ayahnya .
Tahap Laten ,terjadi pada umur 5-12 tahun.Kepuasan anak mulai terintregrasi ,mereka memasuki masa pubertas dan berhadapan langsung pada tuntutan social ,seperti suka hubungan dengan kelompoknya atau teman sebaya ,dorongan lipido mulai mereda.Pada masa sekolah ini, anak sudah banyak bertanya tentang hal seksual melalui interaksi dengan orang dewasa.Masyarakat Amerika Utara mendefinisikan rentang yang luas tentang perilaku yang diterima berbagai gadis anak laki-laki.

Masa Pubertas
Pada masa ini sudah terjadi kematangan fisik dari aspek seksual dan akan terjadi kematangan secara psikososial.Terjadinya perubahan secara psikologis ini ditandai dengan adanya perubahan dalam citra tubuh ,perhatian yang cukup besar terhadap perubahan fungsi tubuh ,pemelajaran tentang perilaku ,kondisi social ,dan perubahan lain ,seperti perubahan berat badan ,tinggi badan,perkembangan otot ,bulu di pubis,buah dada,atau menstruasi bagi wanita.Setelah pertumbuhan awal jaringan payudara ,putting dan areola ukurannya meningkat .Proses ini yang sebagaian dikontrol oleh hereditas ,mulai pada paling muda usia 8 tahun dan mungkin tidak komplet sampai akhir usia 10 tahun.Kadar estrogen yang meningkat juga mulai mempengaruhi genital.Uterus mulai membesar ,dan terjadi peningkatan lumbrikasi vaginal.

Masa Muda dan Pertengahan  Umur
Pada tahap ini perkembangan secara fisik sudah cukup dan ciri seks sekunder mencapai puncaknya ,yaitu antara umur 18-30 tahun.Pada masa pertengahan umur umur terjadi perubahan hormonal : pada wanita ditandai dengan penurunan estrogen ,pengecilan payudara dan jaringan vagina.Pada pria ditandai dengan penurunan ukuran penis serta penurunan semen.Dari perkembangan psikososial,sudah mulai terjadi hubungan intim antara lawan jenis ,proses pernikahan dan memiliki anak sehingga terjadi perubahan peran.
Masa Dewasa Tua.Perubahan yang terjadi pada tahap ini pada wanita diantaranya adalah atropi pada vagina dan jaringan payudara ,penurunan cairan vagina,dan penurunan intensitas organisme pada wanita : sedangkan pada pria akan  mengalmi penurunan produksi sperma,berkurangnya intensitas orgasme,terlambatnya pencapaian ereksi, dan pembesaran kelenjar prostrate.Dewasa muda secara tradisional dipandang sebagai berperan dalam melahirkan anak atau membesarkan anak.Model ini menggambarkan sebagaian besar orang dewasa.Keintiman seksualitas juga  merupakan masalah bagi orang dewasa yang memilih untuk tidak melakukan kegiatan hubungan seks ,tetapi malajang karena pilihan sendiri atau karena situasitertentu tetap menginginkan aktifitas seksual .

Lansia (Masa Dewasa Tua )
Seksualitas dalam usia tua beralih dari penekanan pada prokreasi menjadi penekanan prokreasi menjadi penekanan pada pertemanan ,kedekatan fisik,komunikasi intim , dan hubungan fisik mencari kesenangan .Hal ini  dapat secara efektif  dipenuhi dengan mempertahankan aktifitas seksual secara teratur sepanjang hidup .Terutama sekali bagi wanita berhubungan teratur membantu mempertahankan elastisitas vagina,mencegah atrofi,mempertahan kemampuan lumbrikasi.Perubahan fisik yang terjadi bersama proses penuanaan harus dijelaskan kepada klien.Lansia mungkin juga menghadapi kekuatiran kesehatan yang membuat sulit bagi mereka untuk melanjutkan aktivitas seksual.



PENYIMPANGAN SEKSUAL PADA ORANG DEWASA
Beberapa bentuk penyimpangan seksual atau deviasi yang dapat dijumpai dimasyarakat :
1.    Pedofilia .Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek anak-anak .Penyimpangan ini  ditandai dengan adanya fantasi berhubungan seksual dengan anak dibawah masa pubertas.
2.    Eksibionisme.Kepuasan seksual dicapai dengan cara mempertontonkan alat kelamin di depan umum.
3.    Fetisisme.Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan benda seks seperti sepatu tinggimpakaian dalam ,stocking, atau lainnya.Disfungsi ini dapat disebabkan antara lain karena eksperimen seksual yang normal dan bedah pergantian kelamin.
4.    Transvestisme.Kepuasan seksual dicapai dengan memakai pakaian lawan jenis dan melakukan peran seks yang berlawanan.
5.    Transeksualisme.Bentuk penyimpangan seksual ditandai dengan perasaan tidak senang terhadap alat kelaminnya,adanya keinginan untuk berganti kelamin.
6.    Voyerisme/skopofilia.Kepuasan seksual dicapai dengan melihat alat kelamin orang lain atau aktifitas seksual yang dilakukan orang lain.
BENTUK ABNORMALITAS SEKSUAL AKIBAT DORONGAN SEKSUAL ABNORMAL.
Banyak dorongan seksual abnormal yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi seksual atau terjadinya abnormalitas antara lain :
·         Prostitusi.Bentuk penyimpangan  seksual dengan pola dorongan seks yang tidak wajar dan tidak terintegrasi dalam kepribadian ,sehingga relasi seks bersifat impersonal.tanpa adanya afeksi dan emosi yang berlangsung cepat ,dan tanpa adnya orgasme pada wanita .Kejadian ini dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan.Pada laki-laki ,prostitusi disebabkan karena keinginan mencari variasi dalam seks ,,iseng dan ingin menyalurkan kebtuhan seksual.
·         Perzinahan.Bentuk relasi seksual antara laki-laki dan wanita yang bukan suami atau istri .Perzinahan pada wanita baru mengarah ke hubungan seksual dengan laki-laki lain setelah adanya relasi emosional atau afeksional yang sangat kuat
·         Frigiditas.Merupakan ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual atau orgasme selama senggama .Frigiditas ditandai dengan berkurangnya atau ketidaktertarikan sama sekali pada hubungan seksual atau tidak mampu menghayati orgasme dalam koitus (hubungan intim)
·         Impotensi .Ketidakmampuan pria untuk melakukan relasi seks atau senggama atau ketidakmampuan pria dalam mecapai atau mempertahankan ereksi.Ganguan ini banyak disebabkan oleh factor psikologis.
SIKLUS RESPON SEKSUAL
Siklus respon seksual terdiri atas beberapa tahap berikut :
1.    Tahap suka cinta .Merupakan tahap awal dalam respons seksual pada wanita ditandai dengan banyaknya lender pada daerah vagina,dinding vagina mengalami ekspansi  atau menebal ,meningkatnya sensitivitas klitoris ,putting susu menegang ,dan ukuran buah dada meningkat
2.    Tahap kestabilan .Pada tahap ini wanita mengalami retraksi dibawah klitoris ,adanya lendir yang banyak dari vagina dan labia mayora ,elevasi dari serviks dan uterus ,serta meningkatnya otot-otot pernapasan .pada laki-laki ditandai dengan meningkatnya ukuran gland penis.
3.    Tahap Orgasme (puncak).Tahap puncak dalam siklus seksual pada wanita ditandai adanya kontraksi yang tidak disengaja dari uterus ,rectal dan spinchter,uretra,dan otot –otot lainnya,terjadi hiperventilasi dan meningkatnya denyut nadi.
4.    Tahap Resolusi (peredaan).Merupakan tahap terakhir dalam siklus respon seksual,pada wanita ditandai adanya relaksasi dari dinding vagina secara berangsur-angsur kembali normal.


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASALAH SEKSUAL
1.    Tidak adanya panutan.
2.    Gangguan struktur dan fungsi tubuh seperti adanya trauma,obat kehamilan.
3.    Kurang pengetahuan atau informasi yang salah mengenai masalah seksual.
4.    Penganiayaan secara fisik
5.    Adanya penyimpangan psikoseksual
6.    Konflik terhadap nilai
7.    Kehilangan pasangan kerena perpisahan atau kematian

ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian Keperawatn
Pengkajian ini adalah riwayat keperawatan ,pemeriksaan fisik,dan pengkajian psikososial.seks adalah tindakan alamiah ,spontan yang meningkatkan kepuasan dari kedua pasangan .Pada riwayat keperawatan dapat diindentifikasi beberapa hal tentang riwayat penyakit yang berhubungan dengan masalah seksual,seperti penyakit diabetes yang kronis,adanya trauma pada alat genital,terjadi peradangan,dan adanya penyakit pada alat kelamin, seperti HIV/AIDS ,shipilis ,atau berbagai penyakit yang dapat memengaruhi seksual ,seperti penyakit jantung yang dapat menimbulkan kecemasan yang tinggi trauma tulang belakang ,dan kondisi pembedahan perlu diperhatikan .Pengkajian secara fisik dapat dikaji tentang berbagai informasi pada sisitem,seperti system syaraf ,kardiovaskuler,endokrin,serta genitourinaria.Pengkajian selanjutnya adalah riwayat psikosial ,antara lain ada atau tidaknya riwayat psikososial yang berhubungan masalah seksual. Faktor yang mempengaruhi seksualitas :
1.    Faktor fisik.Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alas an fisik .Aktifitas seksual dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.
2.    Faktor Hubungan.Masalah dalam berhubungan dapat mengalihkan perhatian seseorang dari keinginan seks.setelah kemesraan hubungan telah memudar pasangan mungkin mendapati bahwa mereka dihadapkan kepada perbedaan yang sangat besar dalam nilai atau gaya hidup mereka.
3.    Faktor Gaya Hidup.Faktor gaya hidup seperti ,penggunaan atau penyalahgunaan alcohol atau tidak punya waktu untuk mencurahkan perasaan dalam berhubungan dapat ,dapat mempengaruhi keinginan seksual.Menemukan waktu yang tepat untuk aktivitas seksual adalah factor gaya hidup orang lain.
Riwayat kesehatan seksual
Setiap riwayat keperawatan ,apakah riwayat tersebut dikumpulkan di klinik,rumah sakit ,atau kantor praktisi harus mencangkup bebrapa pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah klien mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual .Pertanyaan ini dapat dipadukan dalam wawancara system dan ditunjukan dengan cara rutin
Pengkajian Fisik
Pemeriksaan fisik penting dalam mengevaluasi penyebab kekuatiran atau masalah seksual dan mungkin merupakan kesempatan untuk menyuluh klien tentang seksualitas.Tehnik inspeksi dan palpasi digunakan dalam pemeriksaan ini .Perawat mengkaji payudara dan genitalia internal dan eksternal klien .Klien wanita dapat belajar melakukan pemeriksaan payudara sendiri (sadari) selama pengkajian fisik.Perawat dapat memilih untuk mengajarkan klien melakukan latihan kegel.
2.2 Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan seksual,antara lain :
·         Perubahan disfungsi seksual dan pola seksual berhubungan dengan stress
·         Efek penyakit akut dan kronis
·         Perubahan atau kehilangan anggota tubuh
·         Perubahan pascapartum
·         Perasaan takut hamil
·         Penyakit hubungan seksual
·         Ketakutan terhadap efek koitus
·         Trauma tulang belakang
·         Perubahan neurologi seperti impotensi
·         Pengalaman traumatik
·         Ketakutan ketidakmampuan memuaskan pasangan
2.3 Perencanaan dan Tindakan Keperawatan
Penentuan tujuan dari masalah yang hendak diatasi,dengan tujuan agar pasien mampu mempertahankan atau menolong individu untuk mencapai integritas seksual serta dapat mengembangkan kesadaran diri terhadap sikap,keyakinan,dan pengetahuan tentang seksual,memahami berbagai inforamsi dan pendidikan seksual yang akurat .rencana dan intervensi  yang dapat dilakukan adalah :
1.    Memberikan pendidikan dan konseling tentang kebutuhan
2.    Mencegah isolasi social
3.    Mengurangi dorongan seksual
4.    Meningkatkan citra diri dan harga diri pasien
5.    Mendapat pengetahuan tentang perkembangan dan fungsi seksual pria dan wanita

Facebook Twitter RSS